APA KABAR KAWAN - KAWAN GSONERS, TERIMA KASIH SUDAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI DAN SATU LAGI JANGAN LUPA YA KUNJUNGI FORUM DAN GRUP FB KAMI. TERIMA KASIH SALAM TANGAN SILANG DARI KAMI
G-Sonic berdiri pada tanggal 1 Desember 2011 yg awalnya di gawangi oleh :
*Rangga (BSI)
*Ableh (Usni)
*Robby (Usni)
*Kibo (Usni)
*Bobby (IPB)
*Anas (Karyawan)
*Saipul (Uhamka)
*Adi (Usni)
*Rosma (Usni)
*Bella (Usni)
*Nurul (Usni)
*Joe (Gunadarma)
*Khaidar (UI)
*Ricky (UP)

kami sengaja membentuk Forum/Organisasi ini untuk membangun ke solidaritasan antar teknik semua jurusan, tidak membeda-bedakan sesama,menjalin kekompakkan, membentuk kepemimpinan, membangun logika otak masing-masing dan menghasilkan sebuah karya yang bisa bermanfaat bagi semua. Didalamnya terdapat orang-orang yang memiliki jiwa teknik dan siap mengarahkan teman-teman menggapai tujuan yang sudah dituju.
ARTI LAMBANG G : Global = mencakup secara global bagi semua orang ataupun berbeda jurusan namun memiiki jiwa teknik
Petir : Identik dengan Teknik = harus memiliki sikap yang tanggap, cepat dalam merespon, dan cepat dalam bertindak
Percikan = bahwa karya-karya yang dibuat oleh anggota G-Sonic dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Visi : Gunakanlah Otakmu dan janganlah menggunakan software atau aplikasi selagi masih bisa menggunakan otak dan logika atau jadikanlah dirimu dewasa dan pertahankan arti persahabatan.
Misi : Membangun Jiwa kepemimpinan, menciptakan ide-ide yg brilian, membuat logika dan otak yg berbicara, menghasilkan sebuah karya, membantu lulusan gsonic untuk belajar usaha dan mempunyai pikiran untuk ke depannya nanti.
Semboyan : Keep FriendShip 'N' Brotherhood Forever berbeda tetapi satu, We are not Friend But We Are Family, We are not Hacker, Defacer, Attacker, Cheater and Cracker But We Technical
≈We Life Together
≈We Fight Together
≈We Die Together
≈We Walk Together
Satu Tujuan Kita semua Tanpa ada rasa menyerah, Mari kita berkarya untuk kalian semua Bersama Teknik Kemarin, Hari ini Dan untuk selama-lamanya
*KITA DISINI MENJUNJUNG NAMA TEKNIK*
*KITA DISINI MENJUNJUNG PERSAUDARAAN*
*KITA DISINI SEMUA ADALAH SATU*
Keep N Touch Ur Heart For Teknik Brotherhood
19 Nov 2011

0
Request, Alokasi & Pengelolalan IP Adressing

Pendahuluan
Untuk mendapatkan sebuah pengalamatan atau yang biasa disebut IP Addressing, biasanya kita
mendapatkannya dari ISP (Internet Service Provider) atau provider internet kita. Alokasi IP
Address yang ada pada sebuah ISP didapatkan dari NAP (Network Address Provider) atau bisa
langsung ISP tersebut request melalui administrative. Badan khusus Dunia yang untuk
mengurusi request IP Addressing ini adalah IANA (Internet Assigned Number Authority). Local
Internet Registry (LIR) atau National Internet Registry (NIR) atau dari Regional Internet
Registry (RIR), agar mudah dalam administrasinya maka pengurusan RIR dipecah dalam
beberapa region.



Agar mudah dalam administrative penggunaan dan alokasi IP Address, IANA membagi dalam
beberapa region yaitu ;

1. AfriNIC (African Network Information Centre) - Africa Region
2. APNIC (Asia Pacific Network Information Centre) - Asia/Pacific Region
3. ARIN (American Registry for Internet Numbers) - North America Region
4. LACNIC (Regional Latin-American and Caribbean IP Address Registry) Amerika Latin
dan beberapa negara di pulau Caribbean / Caribia
5. RIPE NCC (Réseaux IP Européens) - Europe, the Middle East, dan Asia Tengah

Request, Alokasi & Pengelolaan IP Addressing
Request
APNIC yang mengurusi request, assignment dan approve dari setiap kebutuhan IP Address dan
penomeran AS Number (Autonomous Sytems) user di wilayah Asia Pasific. Dari gambar hirarki
dibawah ini, Alokasi IP Address yang diberikan oleh IANA ke APNIC, yang akan mendistribusikan
di wilayah Asia Pacific Region. APNIC akan mengalokasikan IP Address ke IR dan juga
pendelegasian beserta assignment dan alokasi yang diberikan. Dalam beberapa kasus bisa saja
persetujuan IP Address langsung dari APNIC ke end user. Sedangkan NIR melakukan alokasi dan
persetujuan space IP Address untuk anggota dan customer mereka dibawah peraturan dari
APNIC dan disertakan dengan kebijakan dan prosedur pengiriman pada dokumen tersebut.
(http://www.iana.org/ipaddress/ip-addresses.htm)


Peraturan IANA dalam mengalokasikan IP Address dari kebutuhan disetiap RIR dilihat dari
kebutuhannya. Pada saat RIR membutuhkan lagi IP Address untuk dialokasikan atau di
assignment di regionnya masing-masing, IANA akan memberikan alokasi tambahan kepada RIR.
Alokasi IP Address disetiap region dapat dilihat di http://www.iana.org/assignments/ipv4-
address-space. dengan alokasi ini juga sangat bermanfaat, dimana kejahatan dunia
underground di Internet sudah sangat mengkhawatirkan. Dengan database di APNIC kita dapat
mengetahui registrasi IP Address yang digunakan pada region tertentu, yang bisa digunakan
untuk mentrack down sumber dari network abuse dan menemukan kontak detail dari
administrator jaringannya.
Pada saat kita mendaftarkan / mendapatkan IP Address dari APNIC maka informasi WHO IS
DATABASE dan AS Number akan diregistrasi secara detail, misalnya informasi sebuah IP
Address yang didapatkan dari ISP. Untuk dapat melihat semua informasi detail dari IP Address
kita atau IP Address yang ingin kita ketahui informasinya dapat ke http://wq.apnic.net/apnicbin/
whois.pl atau www.dnsstuff.com.
Untuk mendapatkan IP Address sebuah web site tertentu kita dapat menggunakan beberapa
cara untuk mendapatkan informasinya. Kita bisa menggunakan fasilitas dari www.dnsstuff.com
/ www.network-tools.com / kalau web sitenya berahiran *.id bisa ke https://register.net.id
Contoh tampilan



Contoh tampilan suatu informasi WHO IS

Saat ini ada 2 macam IP Address yaitu IP versi 4 (IPv4) dan IP versi 6 (IP v6). IP versi 4 telah
dibuat sejak 1 Januari 1983 dan masih digunakan sampai sekarang. IPv4 menggunakan
penomeran 32-Bit dengan menggunakan 4 oktet decimal. Sedangkan IPv6 pengembangan
dimulai pada tahun 1999 dengan menggunakan penomeran 128 bit . Kita juga dapat melakukan
request IP Address langsung ke APJII (Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di
alamat http://www.apjii.or.id/layanan/ip_address.php?lang=ind atau bisa
http://www.apnic.net/services/guide/how-to-apply.html
Mengacu pada ketentuan yang ada pada http://www.apnic.net/docs/policy/add-managepolicy.
html Setiap ISP atau badan hukum lain (Akademik/Peusahaan) yang akan merequest
IPv4 ke APNIC akan dialokasikan sebesar /21 atau 2048 Address. Dengan ketentuan syarat
berlaku yang bisa dibaca di http://www.apjii.or.id/layanan/IPv4ang.html

IP Address & Subnetting
Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini
supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address diseluruh dunia diberikan
oleh badan internasional Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya
memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address
tersebut.
Contoh IP address untuk cisco.com adalah 202.93.35.9 untuk www.ilkom.unsri.ac.id dengan IP
nya 202.39.35.9
Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)

00000000 . 00000000 . 00000000 . 00000000
o 1 o 2 o 3 o 4

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address) sedangkan Host ID
menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu
mesin dengan mesin lainnya
Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;


Kelas yang umum digunakan adalah kelas A sampai dengan kelas C.
Pada setiap kelas angka pertama dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk digunakan
karena sebagai valid host id, misalnya kelas A 0 dan 127, kelas B 128 dan 192, kelas C 191 dan
224. ini biasanya digunakan untuk loopback addresss.
Catatan :
• alamat Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya
angka biner 1 : 255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded broadcast
• alamat network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket
remote network, contohnya 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0
Dari gambar dibawah ini perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang paling sediikit
namun menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktat pertama yang
digunakan untuk alamat network bandingkan dengan kelas B dan C.
Untuk

Untuk mempermudah dalam menentukan kelas mana IP yang kita lihat, perhatikan gambar
dibawah ini. Pada saat kita menganalisa suatu alamat IP maka perhatikan octet 8 bit
pertamanya.


Pada kelas A : 8 oktet pertama adalah alamat networknya, sedangkan sisanya 24 bits
merupakan alamat untuk host yang bisa digunakan.
Jadi admin dapat membuat banyak sekali alamat untuk hostnya, dengan memperhatikan
2 24 – 2 = 16.777.214 host
N ; jumlah bit terakhir dari kelas A
(2) adalah alamat loopback
Pada kelas B : menggunakan 16 bit pertama untuk mengidentifikasikan network sebagai bagian
dari address. Dua octet sisanya (16 bits) digunakan untuk alamat host
2 16 – 2 = 65.534
Pada kelas C : menggunakan 24 bit pertama untuk network dan 8 bits sisanya untuk alamat
host.
2 8 – 2 = 254

Subnetting
Kita juga harus menguasai konsep subnetting untuk mendapatkan IP address baru, dimana
dengan cara ini kita dapat membuat network ID baru dari suatu network yang kita miliki
sebelumnya. Subnetting digunakan untuk memecah satu buah network menjadi beberapa
network kecil.
Untuk memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host
ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID tambahan
Ingat rumus untuk mencari banyak subnet adalah 2 n – 2
N = jumlah bit yang diselubungi
Dan rumus untuk mencari jumlah host per subnet adalah 2 m – 2
M = jumlah bit yang belum diselubungi
Contoh kasus dengan penyelesaian I :
Ip address 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 yang diidentifikasi sebagai kelas B.
Subnet mask : 11111111.11111111.11100000.00000000
3 bit dari octet ke 3 telah digunakan , tingal 5 bit yang belum diselubungi maka banyak
kelompok subnet yang bisa dipakai adalah kelipatan 2 5 = 32 (256 – 224 = 32)
32 64 96 128 160 192 224
Jadi Kelompok IP yang bisa digunakan dalah ;
130.200.0.0 - 130.200.31.254 􀃆 subnet loopback
130.200.32.1 - 130.200.63.254
130.200.64.1 - 130.200.95.254
130.200.96.1 - 130.200.127.254
130.200.128.1 - 130.200.159.254
130.200.160.1 - 130.200.191.254
130.200.192.1 - 130.200.223.254
Contoh kasus dengan penyelesaian II :
Terdapat network id 130.200.0.0 dengan subnet 255.255.192.0 yang termasuk juga kelas B,
cara lain untuk menyelesaikannya adalah ;
• Dari nilai octet pertama dan subnet yang diberikan, dapat diketahui IP address adalah
kelas B yang octet ketiga diselubungi dengan angka 192…
• Hitung dengan rumus (4 oktet – angka yang diselubung) 256 – 192 = 64
• Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 64 dan 128.
Jadi kelompok ip yang dapat dipakai adalah
130.200.64.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.199.254
Kasus ;
Kita memiliki kelas B dengan network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0
Dengan cara yang sama diatas sebelumnya ;
• Dari nilai octet pertama dan subnet yang diberikan dapat diketahui IP address adalah
kelas B dengan octet ketiga terseluibung dengan angka 224
• Hitung dengan rumus (256-224) =32
• Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 64 96 128 160 192
Dengan demikian, kelompok IP address yang dapat dipakai adalah ;
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254

Kasus :
misalkan kita menggunakan kelas C dengan network address 192.168.81.0 dengan subnet mask
255.255.255.240, maka
• Dari nilai octet pertama dan subnet yang diberikan dapat diketahui IP address adalah
kelas C dengan oktat ketiga terselubung dengan angka 240
• Hitung (256 – 240) = 16
• Maka kelompok subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 16, yaitu 16 32 48 64
80 96 112 128 144 160 176 192 208 224
Maka kelompok IP address yang dapat digunakan adalah ;
192.168.81.17 sampai 192.168.81.20
192.168.81.33 sampai 192.168.81.46
192.168.81.49 sampai 192.168.81.62
192.168.81.65 sampai 192.168.81.78
192.168.81.81 sampai 192.168.81.94
192.168.81.97 sampai 192.168.81.110
192.168.81.113 sampai 192.168.81.126
192.168.81.129 sampai 192.168.81.142
192.168.81.145 sampai 192.168.81.158
192.168.81.161 sampai 192.168.81.174
192.168.81.177 sampai 192.168.81.190
192.168.81.193 sampai 192.168.81.206
192.168.81.209 sampai 192.168.81.222
192.168.81.225 sampai 192.168.81.238

Kasus :
Sebuah perusahaan yang baru berkembang mempunyai banyak kantor cabang dan tiap kantor
cabang mempunyai 255 workstation, network address yang tersedia adalah 164.10.0.0, buatlah
subnet dengan jumlah subnet yang terbanyak
Penyelesaian ; 164.10.0.0 berada pada kelas B, berarti octet 3 dan 4 digunakan untuk host,
sedangkan 1 kantor cabang ada 254 host, maka ambil 1 bit lagi dari octet ke 3 agar cukup.
Maka subnetmask yang baru
11111111.11111111.11111110.00000000
255. 255. 254. 0

Subnet yang tersedia adalah 256 – 254 = 2, maka subnetnya kelipatan 2 sampai dengan 254.
Jumlah subnet (2 7 – 2) = 128 – 2 = 26 subnet
Jumlah host / subnetnya (2 9 - 2 ) = 512 – 2 = 510 host
164.10.0.0 sampai 164.10.1.0 􀃆 dibuang
164.10.2 .1 sampai 164.10.3.254
164.10.4.1 sampai 164.10.5.254
164.10.6.1 sampai 164.10.7.254
164.10.8.1 sampai 164.10.9.254
.
.
.
164.10.252.1 sampai 164.10.253.254

Kasus :
Kita mendapatkan IP dari ISP yaitu 192.168.20.0 untuk alamat network dan subnet masknya
255.255.255.192 ini berarti notasi /26.
Jumlah subnet adalah 192, berarti 11000000, maka 22 – 2 = 2
Berapa banyak host per subnet, 26 – 2 = 62 host
Hitung subnet yang valid 256 – 192 = 64 subnet, maka terus tambahkan block size sampai angka
subnet mask. 64 + 64 = 128. 128 + 64 = 192, yang tidak valid karena ia adalah sebuah subnet
mask. Maka subnet yang valid adalah 64 dan 128.
Subnet 64 128
Host pertama 65 129
Host terakhir 126 190
Alamat Broadcast 127 191
Cara membaca tabel diatas yaitu dari atas ke bawah untuk setiap kolom subnet, contoh: kolom
pertama subnet 64 atau lengkapnya 192.168.20.64 memunyai host pertama 65 atau
192.168.20.65, host terakhir 126 atau 192.168.20.126 dan alamat broadcast di 127 atau
192.168.20.127.

Kasus
Kita mendapatkan IP dari ISP yaitu 192.168.10.0 untuk alamat network dan subnet masknya
255.255.255.224 ini berarti notasi /27.
Berapa jumlah subnet, 224 adalah 11100000, jadi 23-3 = 6
Berapa banyak host per subnet, 25 – 2 = 30 host
Hitung subnet yang valid 256 – 224 = 32
32 + 32 = 64
64 + 32 = 96
96 + 32 = 128
128 + 32 = 160
160 + 32 = 192
192 + 32 = 224
224 tidak valid karena ia adalah sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid adalah
32, 64, 96,128,160,129,224
Subnet 32 64 96 128 160 192
Host pertama 33 65 97 129 161 193
Host terakhir 62 94 126 158 190 222
Alamat Broadcast 63 95 127 159 191 223
Cara membaca tabel diatas yaitu dari atas ke bawah untuk setiap kolom subnet, contoh: kolom
pertama subnet 32 atau lengkapnya 192.168.10.32 memunyai host pertama 33 atau
192.168.10.33, host terakhir 62 atau 192.168.10.62 dan alamat broadcast di 63 atau
192.168.10.63.

Kasus kelas C
Kita mendapatkan IP dari ISP yaitu 192.168.10.0 untuk alamat network dan subnet masknya
255.255.255.224 ini berarti notasi /27.
Berapa jumlah subnet, 224 adalah 11100000, jadi 23-3 = 6
Berapa banyak host per subnet, 25 – 2 = 30 host
Hitung subnet yang valid 256 – 224 = 32
32 + 32 = 64

64 + 32 = 96
96 + 32 = 128
128 + 32 = 160
160 + 32 = 192
192 + 32 = 224
224 tidak valid karena ia adalah sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid adalah
32, 64, 96,128,160,129,224
Subnet 32 64 96 128 160 192
Host pertama 33 65 97 129 161 193
Host terakhir 62 94 126 158 190 222
Alamat Broadcast 63 95 127 159 191 223
Cara membaca tabel diatas yaitu dari atas ke bawah untuk setiap kolom subnet, contoh: kolom
pertama subnet 32 atau lengkapnya 192.168.10.32 memunyai host pertama 33 atau
192.168.10.33, host terakhir 62 atau 192.168.10.62 dan alamat broadcast di 63 atau
192.168.10.63.
Kasus :
Di sebuah perusahaan manufacturing yang mempunyai banyak bagian dalam perusahaan
tersebut, dimana setiap bagian mempunyai 700 host, network address yang didapat adalah
171.168.10.0, berarti ini kelas B…perhatikan bagaimana jika kita menggunakan kelas C karena
kelas C hanya dapat menampung host sebanyak 254 !!!
Classless Inter-Domain Rouitng (CIDR)
Suatu metode yang digunakan oleh ISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada
perusahaan, kerumah seorang pelanggan. ISP menyediakan ukuran blok (block size) tertentu.
Contoh : kita mendapatkan blok IP 192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/)
berarti berapa bit yang bernilai 1 (contoh diatas adalah /28 berarti ada 28 bit yang bernilai 1).
Nilai maksimum setelah garing adala /32. karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte
dalam sebuah alamat IP (4 x 8 = 32). Namun subnet mask terbesar tanpa melihar class

alamatnya adalah hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit sebagai bit
dan host.
Nilai CIDR

Keterangan : pola yang dimaksudkan adalah pola 128, 192, 224, 240, 248, 252, dan 254
Dimana 128 dalam binary yaitu = 10000000 (1 bit subnet), 192 dalam binary yaitu 11000000 (2
bit binary) dan seterusnya. Maka hafalkan pola 128, 192, 224, 240, 248, 252 dan 254.

Contoh latihan subnetting : alamat class B
Alamat Network 172.16.0.0 dan subnet mask 255.255.192.0
Subnet 192 = 11000000, 2 2 – 2 = 2
Host 2 14 – 2 = 16.382 (6 bit di octet ketiga, dan 8 bit di octet keempat)
Subnet yang valid 256 – 192 = 64. 64 + 64 = 128

Subnet 64.0 128.0
Host pertama 64.1 128.1
Host terakhir 127.254 192.254
Broadcast 127.255 199.255

Keterangan, maka subnet 64.0 atau 172.16.64.0, mempunyai host pertama 64.1 atau
172.16.64.1 sampai dengan 171.16.127.254 dan alamat broadcastnya 172.16.127.255

Contoh latihan subnetting : alamat class A
Alamat Network 10.0.0.0 dan subnet mask 255.255.0.0
Subnet 255 = 11111111, 2 8 – 2 = 254
Host 2 16 – 2 = 65.534
Subnet yang valid 256 – 255 = 1, 2 , 3 dan seterusnya. (semua di octet kedua). Subnetnya
menjadi 10.1.0.0, 10.2.0.0, 10.3.0.0 dan seterusnya sampai 10.254.0.0

Subnet 10.1.0.0 … 10.254.0.0
Host pertama 10.1.0.1 … 10.254.0.1
Host terakhir 10.1.255.254 … 10.254.255.254
Broadcast 10.1.255.255 … 10.254.255.255

/32 = 1 host address
/30 = 1 - 2 host address
/29 = 3 - 6 host address
/28 = 7 - 14 host addresses
/27 = 15 - 30 host addresses
/26 = 31 - 62 host addresses
/25 = 63 - 126 host addresses
/24 = 127 - 254 host addresses
/23 = 255 - 510 host addresses
/22 = 511 - 1022 host addresses
/21 = 1023 - 2046 host addresses
/20 = 2047 - 4094 host addresses
/19 = 4095 - 8190 host addresses
/18 = 8191 - 16382 host addresses
/17 = 16383 - 32766 host addresses
/16 = 32767 - 65534 host addresses

0 komentar:

Ads 468x60px

I
 
. | © Copyright 2011 - 2013 by Lucky Preira | Supported by Universitas Satya Negara Indonesia & DX LabeLs